About

Macam Batik Modern

Jumat, 21 September 2012

Seragam Batik Garuda Indonesia

Seragam Baru Batik Garuda Indonesia - Parang Gondosuli
Garuda Indonesia baru saja meluncurkan seragam baru mereka. Di desain dengan motif batik motif parang gondosuli. Seragam ini dibuat dengan bahan tahan api sebagai standar keamanan yang tinggi, tetapi tetap mengutamakan keindahan dan kenyamanan.
Selamat ya, Garuda Indonesia.
Sumber: Republika Online.
foto: republika.co.id

20
May 10

Sepasang Sidomukti, Tanda Cinta Abadi

Cerita tentang Batik dari Trini Prastati, di Tangerang Selatan
Kalau tidak salah Sidomukti nama sepasang kain yang dikenakan Almarhum Bapak-Ibuku ketika beliau menikah pada 17 Februari 1954. Sepasang Sidomukti sengaja didesain oleh Almarhum Kakekku (konon ceritanya), dan ditulis oleh seorang pembatik dari desa Wiradesa di Kota Pekalongan.
26 tahun kemudian ketika Almarhumah kakak perempuanku menikah, sepasang Sidomukti menjadi kain yang dikenakan oleh kedua mempelai. Begitupun saat aku menikah (pada 6 Juli 1986), sepasang Sidomukti itupun hadir menjadi saksi pernikahan kami yang sakral.
Sepasang Sidomukti, ternyata saksi bisu dalam suka dan duka kami. Sepasang Sidomukti inilah yang menjadi alas dan penutup ketika Bapak-Ibuku wafat.
Kini Sidomukti menjadi kebanggaanku. Aku simpan, aku rawat, dan akan kukenakan bagi anak-anak, dan kemenakan (perempuan)ku saat mereka menikah kelak. ISYAALLAH.
Terima kasih Bapak-Ibu, sepasang Sidomuktimu tanda cinta abadi……
th.-

16
Feb 10

Keabadian Motif Megamendung

Motif ini telah ada semenjak masa Sunan Gunungjati menikahi Ratu Ong Tien dari negeri China hingga saat ini. Banyak digunakan untuk segala bentuk pakaian batik, jaket, sampai interior.
Simak koleksi terbaru kami, Batik Tulis Megamendung dengan warna merah, hijau, biru dan latar belakang putih dengan mengklik di sini, batik megamendung. Harga hanya Rp. 145.000,- Kapan lagi bisa mempunyai batik tulis hanya 145 ribu rupiah. Klik disini untuk pemesanan segera.

Pesona dan sejarah Batik Megamendung
Pesona dan sejarah Batik Tulis Megamendung masih tetap menarik hingga saat ini.

31
Jan 10

Batik SekarJagad

Motif Sekar Jagad menggambarkan keanekaragaman dunia bunga dan tumbuhan. Melukiskan beberapa flora di sekitar kita seperti melati, padi, kentang, kawung dan lainnya. Setiap desain dibalut dengan cara tambalan atau patchwork dengan desain yang tidak simetris (asimetris).
Motif ini terdapat di beberapa daerah, dengan interpretasi khas yang bervariasi. Batik motif sekar jagat yang dibuat Tasikmalaya banyak menggunakan warna merah muda dan coklat. Di batik Solo, Yogya, atau Cirebon Pekalongan Lasem dan batik pesisir lainnya, motif ini juga dikembangkan sesuai ciri khas mereka masing-masing.
Batik Sekar Jagat Lawas
Batik Sekar Jagat warna Lawas Coklat


Batik Cap Sekar Jagad satu warna ungu
Batik Cap Sekar Jagad satu warna ungu
Batik cap sekarjagad ini dibuat dengan dua warna. Bunga kecil warna merah muda di tengah pola warna coklat. Warnanya yang manis dibalut coklat dengan sangat menarik.
Batik Sekarjagat dua warna Cap Kombinasi Tulis
Batik Sekarjagat dua warna Cap Kombinasi Tulis untuk finishing di beberapa detailnya

DESKRIPSI BATIK

Batik merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang harus di lestarikan. Kekayaan kain nusantara ini tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Batik sebagai salah satu harta pusaka kebudayaan Indonesia terdiri dari bermacam jenis sesuai dengan daerah asal batiknya. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan . Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta . 

Untuk melestarikan dan mempertahankan batik ini tetap ada sepanjang masa maka BATIK KOESOEMA  menyediakan bahan batik dan baju dari Cirebon, pekalongan,solo, jogja, jepara, Madura, lasem. yang bisa di gunakan untuk busana kerja, busana sehari hari, busana formal dengan menampilkan gaya dengan bernuansa klasik dan modern. Berikut ini penjelasan batik dari daerah Cirebon, pekalongan,solo, jogja, jepara, Madura, lasem.

1. Batik Cirebon Batik Cirebon memiliki kekhasan pada pola motifnya yang mencolok, seperti motif bangunan dan awan-awan yang menjajar. Ciri khas batik Cirebon adalah motif laut dan motif megamendung yang banyak menggunakan warna biru atau merah dengan corak awan. Motif yang dipengaruhi oleh alam pemikiran cina ini diciptakan oleh pangeran Cakrabuana.Ada juga batik Cirebon dengan motif burung garuda yang dipengaruhi oleh motif batik yogja dan solo. Batik Cirebon biasanya juga dihiasi dengan motif makhluk mitos seperti campuran gajah dengan kuda atau ikan bersayap.

2. Batik Pekalongan Ciri khas motif batik pekalongan adalah corak flora atau tumbuhan dalam paduan warna cerah dan berani yang banyak di pengaruhi oleh budaya Cina, Arab, serta para pendatang lainnya. Berkat perkembangan industry batik cetak saring atau sablon, batik pekalongan biasanya di produksi secara massal sehingga menghasilkan satu desain dengan jumlah yang banyak. 
   
3. Batik Solo dan Jogja Kekhasan batik solo ada pada motifnya yang mengikuti komposisi bunga dan geometris dengan dominasi warna hitam, cokelat,merah, dan biru. Dalam batik solo, ada motif motif yang dahulu hanya boleh di gunakan oleh para bangsawan yang dinamakan motif larangan, seperti motif parang rusak klithik, dibuat ekslusif dalam artian tidak diproduksi missal dengan cara sablon Meskipun insipirasinya hampir sama dengan batik solo yang banyak menggunakan komposisi bunga dan warna bumi, batik yogya juga dapat di bedakaan dari batik daerah lain karena lebih mengusung motif yang mencerminkan kemewahan. Motif yang biasa di temukan dalam batik yogya adalah motif burung, tanaman, dan sayap garuda atau biasa di sebut motif “lar”.

4. Batik Jepara Batik Jepara? Barangkali nama ini belum begitu akrab di pendengaran kita. Kabupaten Jepara di Jawa Tengah selama ini sudah telanjur populer dengan seni ukirnya.Belum banyak yang tahu Jepara ini menyimpan potensi seni batik yang sangat luar biasa. Potensi ini bahkan berpeluang. Ciri khas dari batik jepara ini adalah tenunnya yang hampir mirip dengan tenun NTB dan tenun Bali. Namun tetap menampilkan unsur daerah jeparanya. 

5. Batik Madura Warna utama batik Madura umumnya merah, merah tua atau jingga, biru tua, hijau tua, hitam dan putih. Di daerah Pamekasan, batik Madura kemudian juga mulai menggunakan warna seperti biru muda, cokelat muda mengikuti perkembangan zaman. Ragam hias Batik Madura bersifat naturalistis., apa yang dilihat di alam sekitar, itulah yang digambar. Contohnya, ayam bekisar, udang, kepiting maupun tumbuh-tumbuhan. Semua itu digambarkan secara mencolok, kuat dan berani, yang merupakan ciri lain dari Batik Madura. Ragam hias batik Madura tidak mengenal stilisasi. Semua bentuk diwujudkan secara utuh, tidak membentuk simbol-simbol tertentu. Coraknya biasanya digambarkan besar-besar sehingga motif yang kecil-kecil tidak menonjol. Ini erat hubungannya dengan sifat alamnya yang keras, dan watak orang Madura yang berani dan tegas. 

6. Batik Lasem Batik lasem bercorak khas, sangat terkenal karena cirinya sebagai batik pesisir yang indah dengan perwarnaan yang berani terutama warna merahnya yang menyerupai warna merah darah ayam, konon tidak dapat di tiru oleh pembatik dari daerah lain. Kekhasan lain terletak pada coraknnya yang merupakan produk silang budaya, gabungan pengaruh budaya tionghoa, budaya Jawa (Keraton Surakarta dan Yogyakarta ) dan budaya local masyarakat pesisir pulau jawa. Ragam hias khas budaya tionghoa seperti burung hong, binatang legendaries kilin (semacam singa), bunga seruni, bunga krisan, banji, mata uang, pohon siong, banbu, kupu-kupu kong, phoenix, dan naga, mereka masukan dalam motif batik. Motif flora biasanya di gambarkan dalam bentuk bunga berjuntai, yaitu motif flora yang digambarkan dalam bentuk bunga, batang, dan daun yang berjuntai. Lasem sering disebut sebagai batik “Encim”. “Encim” adalah sebutan kaum tionghoa peranakan untuk wanita yang usiannya telah lanjut.

Pengertian Batik

Walaupun banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian batik, namun mereka mempunyai tujuan yang sama dalam ungkapan yang berbeda-beda.

Disebutkan oleh Yudoseputro (2000 : 98) bahwa batik berarti gambar yaang ditulis pada kain dengan mempergunakan malam sebagai media sekaligus penutup kain batik. Selain itu, seorang ahli seni rupa mengemukakan bahwa seni batik merupakan hasil kebudayaan bangsa Indonesia yang tinggi nilainya. Karena itu sudah selayaknya ditingkatkan dan dikembangkan (Widodo, 1983 : 1).
Adapun sebuah buku yang mengatakan bahwa batik adalah bahan sandang yang dibuat berupa tekstil untuk keperluan kelengkapan hidup sehari-hari. Tekstil yang dibuat dengan teknik atau proses batik untuk sandang tersebut, berupa kain penutup badan, hiasan rumah tangga, dan perlengkapan lain yang semuanya dimaksudkan untuk memperindah.
Sejarah Batik di Indonesia
Seni Batik tetap hidup subur di Indonesia, dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat. Bila kita bandingkan batik yang kita kenal sekarang dengan batik puluhan tahun yang silam, tidak begitu banyak perubahan ; baik bahan, cara maupun coraknya. Sifat inilah yang menyebabkan seni batik mudah dipelajari, dari generasi ke generasi (Widodo, 1982 : 2).
Mengenai asal mula Batik Indonesia, ada beberapa pendapat :
Ditinjau dari Sejarah Kebudayaan
Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta menyatakan bahwa sebelum masuknya kebudayaan India bangsa Indonesia telah mengenal teknik membuat kain batik (Widodo, 1983 : 2).
Ditinjau dari design batikdan proses “Loax-resist tehnique”
Prof. Dr. Alfred Steinmann mengemukakan bahwa :
  1. Telah ada semacam batik di Jepang pada zaman dinasti Nara yang disebut “Ro-Kechr”, di China pada zaman dinasti T’ang, di Bangkok dan Turkestan Timur. Design batik dari daerah-daerah tersebut pada umumnya bermotif geometris, sedang batik Indonesia lebih banyak variasinya. Batik dari India Selatan (baru mulai dibuat tahun 1516 di Palekat dan Gujarat) Adalah sejenis kain batik lukisan lilin yang terkenal dengan nama batik Palekat. Perkembangan batik India mencapai puncaknya pada abad 17-19.
  2. Daerah-daerah di Indonesia yang tidak terpengaruh kebudayaan India, ada produksi batik pula, misalnya di Toraja, daerah Sulawesi, Irian dan Sumatera.
  3. Tidak terdapat persamaan ornamen batik Indonesia dengan ornamen batik India. Misal : di India tidak terdapat tumpal, pohon hayat, caruda, dan isen-isen cece serta sawut.
Ditinjau dari sejarah
Baik Prof. M. Yamin maupun Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta, mengemukakan bahwa batik di Indonesia telah ada sejak zaman Sriwijaya, Tiongkok pada zaman dinasti Sung atau T’ang (abad 7-9). Kota-kota penghasil batik, antara lain : Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Lasem, Banyumas, Purbalingga, Surakarta, Cirebon, Tasikmalaya, Tulunggagung, Ponorogo, Jakarta, Tegal, Indramayu, Ciamis, Garut, Kebumen, Purworejo, Klaten, Boyolali, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Kudus, dan Wonogiri (Widodo, 1983 : 2-3).
Sejarah batik diperkirakan dimulai pada zaman prasejarah dalam bentuk prabatik dan mencapai hasil proses perkembangannya pada zaman Hindu. Sesuai dengan lingkungan seni budaya zaman Hindu seni batik merupakan karya seni Istana. Dengan bakuan tradisi yang diteruskan pada zaman Islam. Hasil yang telah dicapai pada zaman Hindu, baik teknis maupun estetis, pada zaman Islam dikembangkan dan diperbaharui dengan unsur-unsur baru (Yudaseputro, 2000 : 97).

Jumat, 21 September 2012

Macam Batik Modern

Seragam Batik Garuda Indonesia

Seragam Baru Batik Garuda Indonesia - Parang Gondosuli
Garuda Indonesia baru saja meluncurkan seragam baru mereka. Di desain dengan motif batik motif parang gondosuli. Seragam ini dibuat dengan bahan tahan api sebagai standar keamanan yang tinggi, tetapi tetap mengutamakan keindahan dan kenyamanan.
Selamat ya, Garuda Indonesia.
Sumber: Republika Online.
foto: republika.co.id

20
May 10

Sepasang Sidomukti, Tanda Cinta Abadi

Cerita tentang Batik dari Trini Prastati, di Tangerang Selatan
Kalau tidak salah Sidomukti nama sepasang kain yang dikenakan Almarhum Bapak-Ibuku ketika beliau menikah pada 17 Februari 1954. Sepasang Sidomukti sengaja didesain oleh Almarhum Kakekku (konon ceritanya), dan ditulis oleh seorang pembatik dari desa Wiradesa di Kota Pekalongan.
26 tahun kemudian ketika Almarhumah kakak perempuanku menikah, sepasang Sidomukti menjadi kain yang dikenakan oleh kedua mempelai. Begitupun saat aku menikah (pada 6 Juli 1986), sepasang Sidomukti itupun hadir menjadi saksi pernikahan kami yang sakral.
Sepasang Sidomukti, ternyata saksi bisu dalam suka dan duka kami. Sepasang Sidomukti inilah yang menjadi alas dan penutup ketika Bapak-Ibuku wafat.
Kini Sidomukti menjadi kebanggaanku. Aku simpan, aku rawat, dan akan kukenakan bagi anak-anak, dan kemenakan (perempuan)ku saat mereka menikah kelak. ISYAALLAH.
Terima kasih Bapak-Ibu, sepasang Sidomuktimu tanda cinta abadi……
th.-

16
Feb 10

Keabadian Motif Megamendung

Motif ini telah ada semenjak masa Sunan Gunungjati menikahi Ratu Ong Tien dari negeri China hingga saat ini. Banyak digunakan untuk segala bentuk pakaian batik, jaket, sampai interior.
Simak koleksi terbaru kami, Batik Tulis Megamendung dengan warna merah, hijau, biru dan latar belakang putih dengan mengklik di sini, batik megamendung. Harga hanya Rp. 145.000,- Kapan lagi bisa mempunyai batik tulis hanya 145 ribu rupiah. Klik disini untuk pemesanan segera.

Pesona dan sejarah Batik Megamendung
Pesona dan sejarah Batik Tulis Megamendung masih tetap menarik hingga saat ini.

31
Jan 10

Batik SekarJagad

Motif Sekar Jagad menggambarkan keanekaragaman dunia bunga dan tumbuhan. Melukiskan beberapa flora di sekitar kita seperti melati, padi, kentang, kawung dan lainnya. Setiap desain dibalut dengan cara tambalan atau patchwork dengan desain yang tidak simetris (asimetris).
Motif ini terdapat di beberapa daerah, dengan interpretasi khas yang bervariasi. Batik motif sekar jagat yang dibuat Tasikmalaya banyak menggunakan warna merah muda dan coklat. Di batik Solo, Yogya, atau Cirebon Pekalongan Lasem dan batik pesisir lainnya, motif ini juga dikembangkan sesuai ciri khas mereka masing-masing.
Batik Sekar Jagat Lawas
Batik Sekar Jagat warna Lawas Coklat


Batik Cap Sekar Jagad satu warna ungu
Batik Cap Sekar Jagad satu warna ungu
Batik cap sekarjagad ini dibuat dengan dua warna. Bunga kecil warna merah muda di tengah pola warna coklat. Warnanya yang manis dibalut coklat dengan sangat menarik.
Batik Sekarjagat dua warna Cap Kombinasi Tulis
Batik Sekarjagat dua warna Cap Kombinasi Tulis untuk finishing di beberapa detailnya

DESKRIPSI BATIK

Batik merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang harus di lestarikan. Kekayaan kain nusantara ini tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Batik sebagai salah satu harta pusaka kebudayaan Indonesia terdiri dari bermacam jenis sesuai dengan daerah asal batiknya. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan . Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta . 

Untuk melestarikan dan mempertahankan batik ini tetap ada sepanjang masa maka BATIK KOESOEMA  menyediakan bahan batik dan baju dari Cirebon, pekalongan,solo, jogja, jepara, Madura, lasem. yang bisa di gunakan untuk busana kerja, busana sehari hari, busana formal dengan menampilkan gaya dengan bernuansa klasik dan modern. Berikut ini penjelasan batik dari daerah Cirebon, pekalongan,solo, jogja, jepara, Madura, lasem.

1. Batik Cirebon Batik Cirebon memiliki kekhasan pada pola motifnya yang mencolok, seperti motif bangunan dan awan-awan yang menjajar. Ciri khas batik Cirebon adalah motif laut dan motif megamendung yang banyak menggunakan warna biru atau merah dengan corak awan. Motif yang dipengaruhi oleh alam pemikiran cina ini diciptakan oleh pangeran Cakrabuana.Ada juga batik Cirebon dengan motif burung garuda yang dipengaruhi oleh motif batik yogja dan solo. Batik Cirebon biasanya juga dihiasi dengan motif makhluk mitos seperti campuran gajah dengan kuda atau ikan bersayap.

2. Batik Pekalongan Ciri khas motif batik pekalongan adalah corak flora atau tumbuhan dalam paduan warna cerah dan berani yang banyak di pengaruhi oleh budaya Cina, Arab, serta para pendatang lainnya. Berkat perkembangan industry batik cetak saring atau sablon, batik pekalongan biasanya di produksi secara massal sehingga menghasilkan satu desain dengan jumlah yang banyak. 
   
3. Batik Solo dan Jogja Kekhasan batik solo ada pada motifnya yang mengikuti komposisi bunga dan geometris dengan dominasi warna hitam, cokelat,merah, dan biru. Dalam batik solo, ada motif motif yang dahulu hanya boleh di gunakan oleh para bangsawan yang dinamakan motif larangan, seperti motif parang rusak klithik, dibuat ekslusif dalam artian tidak diproduksi missal dengan cara sablon Meskipun insipirasinya hampir sama dengan batik solo yang banyak menggunakan komposisi bunga dan warna bumi, batik yogya juga dapat di bedakaan dari batik daerah lain karena lebih mengusung motif yang mencerminkan kemewahan. Motif yang biasa di temukan dalam batik yogya adalah motif burung, tanaman, dan sayap garuda atau biasa di sebut motif “lar”.

4. Batik Jepara Batik Jepara? Barangkali nama ini belum begitu akrab di pendengaran kita. Kabupaten Jepara di Jawa Tengah selama ini sudah telanjur populer dengan seni ukirnya.Belum banyak yang tahu Jepara ini menyimpan potensi seni batik yang sangat luar biasa. Potensi ini bahkan berpeluang. Ciri khas dari batik jepara ini adalah tenunnya yang hampir mirip dengan tenun NTB dan tenun Bali. Namun tetap menampilkan unsur daerah jeparanya. 

5. Batik Madura Warna utama batik Madura umumnya merah, merah tua atau jingga, biru tua, hijau tua, hitam dan putih. Di daerah Pamekasan, batik Madura kemudian juga mulai menggunakan warna seperti biru muda, cokelat muda mengikuti perkembangan zaman. Ragam hias Batik Madura bersifat naturalistis., apa yang dilihat di alam sekitar, itulah yang digambar. Contohnya, ayam bekisar, udang, kepiting maupun tumbuh-tumbuhan. Semua itu digambarkan secara mencolok, kuat dan berani, yang merupakan ciri lain dari Batik Madura. Ragam hias batik Madura tidak mengenal stilisasi. Semua bentuk diwujudkan secara utuh, tidak membentuk simbol-simbol tertentu. Coraknya biasanya digambarkan besar-besar sehingga motif yang kecil-kecil tidak menonjol. Ini erat hubungannya dengan sifat alamnya yang keras, dan watak orang Madura yang berani dan tegas. 

6. Batik Lasem Batik lasem bercorak khas, sangat terkenal karena cirinya sebagai batik pesisir yang indah dengan perwarnaan yang berani terutama warna merahnya yang menyerupai warna merah darah ayam, konon tidak dapat di tiru oleh pembatik dari daerah lain. Kekhasan lain terletak pada coraknnya yang merupakan produk silang budaya, gabungan pengaruh budaya tionghoa, budaya Jawa (Keraton Surakarta dan Yogyakarta ) dan budaya local masyarakat pesisir pulau jawa. Ragam hias khas budaya tionghoa seperti burung hong, binatang legendaries kilin (semacam singa), bunga seruni, bunga krisan, banji, mata uang, pohon siong, banbu, kupu-kupu kong, phoenix, dan naga, mereka masukan dalam motif batik. Motif flora biasanya di gambarkan dalam bentuk bunga berjuntai, yaitu motif flora yang digambarkan dalam bentuk bunga, batang, dan daun yang berjuntai. Lasem sering disebut sebagai batik “Encim”. “Encim” adalah sebutan kaum tionghoa peranakan untuk wanita yang usiannya telah lanjut.

Pengertian Batik

Walaupun banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian batik, namun mereka mempunyai tujuan yang sama dalam ungkapan yang berbeda-beda.

Disebutkan oleh Yudoseputro (2000 : 98) bahwa batik berarti gambar yaang ditulis pada kain dengan mempergunakan malam sebagai media sekaligus penutup kain batik. Selain itu, seorang ahli seni rupa mengemukakan bahwa seni batik merupakan hasil kebudayaan bangsa Indonesia yang tinggi nilainya. Karena itu sudah selayaknya ditingkatkan dan dikembangkan (Widodo, 1983 : 1).
Adapun sebuah buku yang mengatakan bahwa batik adalah bahan sandang yang dibuat berupa tekstil untuk keperluan kelengkapan hidup sehari-hari. Tekstil yang dibuat dengan teknik atau proses batik untuk sandang tersebut, berupa kain penutup badan, hiasan rumah tangga, dan perlengkapan lain yang semuanya dimaksudkan untuk memperindah.
Sejarah Batik di Indonesia
Seni Batik tetap hidup subur di Indonesia, dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat. Bila kita bandingkan batik yang kita kenal sekarang dengan batik puluhan tahun yang silam, tidak begitu banyak perubahan ; baik bahan, cara maupun coraknya. Sifat inilah yang menyebabkan seni batik mudah dipelajari, dari generasi ke generasi (Widodo, 1982 : 2).
Mengenai asal mula Batik Indonesia, ada beberapa pendapat :
Ditinjau dari Sejarah Kebudayaan
Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta menyatakan bahwa sebelum masuknya kebudayaan India bangsa Indonesia telah mengenal teknik membuat kain batik (Widodo, 1983 : 2).
Ditinjau dari design batikdan proses “Loax-resist tehnique”
Prof. Dr. Alfred Steinmann mengemukakan bahwa :
  1. Telah ada semacam batik di Jepang pada zaman dinasti Nara yang disebut “Ro-Kechr”, di China pada zaman dinasti T’ang, di Bangkok dan Turkestan Timur. Design batik dari daerah-daerah tersebut pada umumnya bermotif geometris, sedang batik Indonesia lebih banyak variasinya. Batik dari India Selatan (baru mulai dibuat tahun 1516 di Palekat dan Gujarat) Adalah sejenis kain batik lukisan lilin yang terkenal dengan nama batik Palekat. Perkembangan batik India mencapai puncaknya pada abad 17-19.
  2. Daerah-daerah di Indonesia yang tidak terpengaruh kebudayaan India, ada produksi batik pula, misalnya di Toraja, daerah Sulawesi, Irian dan Sumatera.
  3. Tidak terdapat persamaan ornamen batik Indonesia dengan ornamen batik India. Misal : di India tidak terdapat tumpal, pohon hayat, caruda, dan isen-isen cece serta sawut.
Ditinjau dari sejarah
Baik Prof. M. Yamin maupun Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta, mengemukakan bahwa batik di Indonesia telah ada sejak zaman Sriwijaya, Tiongkok pada zaman dinasti Sung atau T’ang (abad 7-9). Kota-kota penghasil batik, antara lain : Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Lasem, Banyumas, Purbalingga, Surakarta, Cirebon, Tasikmalaya, Tulunggagung, Ponorogo, Jakarta, Tegal, Indramayu, Ciamis, Garut, Kebumen, Purworejo, Klaten, Boyolali, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Kudus, dan Wonogiri (Widodo, 1983 : 2-3).
Sejarah batik diperkirakan dimulai pada zaman prasejarah dalam bentuk prabatik dan mencapai hasil proses perkembangannya pada zaman Hindu. Sesuai dengan lingkungan seni budaya zaman Hindu seni batik merupakan karya seni Istana. Dengan bakuan tradisi yang diteruskan pada zaman Islam. Hasil yang telah dicapai pada zaman Hindu, baik teknis maupun estetis, pada zaman Islam dikembangkan dan diperbaharui dengan unsur-unsur baru (Yudaseputro, 2000 : 97).

Ruang Komunikasi