About

Pengertian Batik

Jumat, 21 September 2012

Walaupun banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian batik, namun mereka mempunyai tujuan yang sama dalam ungkapan yang berbeda-beda.

Disebutkan oleh Yudoseputro (2000 : 98) bahwa batik berarti gambar yaang ditulis pada kain dengan mempergunakan malam sebagai media sekaligus penutup kain batik. Selain itu, seorang ahli seni rupa mengemukakan bahwa seni batik merupakan hasil kebudayaan bangsa Indonesia yang tinggi nilainya. Karena itu sudah selayaknya ditingkatkan dan dikembangkan (Widodo, 1983 : 1).
Adapun sebuah buku yang mengatakan bahwa batik adalah bahan sandang yang dibuat berupa tekstil untuk keperluan kelengkapan hidup sehari-hari. Tekstil yang dibuat dengan teknik atau proses batik untuk sandang tersebut, berupa kain penutup badan, hiasan rumah tangga, dan perlengkapan lain yang semuanya dimaksudkan untuk memperindah.
Sejarah Batik di Indonesia
Seni Batik tetap hidup subur di Indonesia, dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat. Bila kita bandingkan batik yang kita kenal sekarang dengan batik puluhan tahun yang silam, tidak begitu banyak perubahan ; baik bahan, cara maupun coraknya. Sifat inilah yang menyebabkan seni batik mudah dipelajari, dari generasi ke generasi (Widodo, 1982 : 2).
Mengenai asal mula Batik Indonesia, ada beberapa pendapat :
Ditinjau dari Sejarah Kebudayaan
Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta menyatakan bahwa sebelum masuknya kebudayaan India bangsa Indonesia telah mengenal teknik membuat kain batik (Widodo, 1983 : 2).
Ditinjau dari design batikdan proses “Loax-resist tehnique”
Prof. Dr. Alfred Steinmann mengemukakan bahwa :
  1. Telah ada semacam batik di Jepang pada zaman dinasti Nara yang disebut “Ro-Kechr”, di China pada zaman dinasti T’ang, di Bangkok dan Turkestan Timur. Design batik dari daerah-daerah tersebut pada umumnya bermotif geometris, sedang batik Indonesia lebih banyak variasinya. Batik dari India Selatan (baru mulai dibuat tahun 1516 di Palekat dan Gujarat) Adalah sejenis kain batik lukisan lilin yang terkenal dengan nama batik Palekat. Perkembangan batik India mencapai puncaknya pada abad 17-19.
  2. Daerah-daerah di Indonesia yang tidak terpengaruh kebudayaan India, ada produksi batik pula, misalnya di Toraja, daerah Sulawesi, Irian dan Sumatera.
  3. Tidak terdapat persamaan ornamen batik Indonesia dengan ornamen batik India. Misal : di India tidak terdapat tumpal, pohon hayat, caruda, dan isen-isen cece serta sawut.
Ditinjau dari sejarah
Baik Prof. M. Yamin maupun Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta, mengemukakan bahwa batik di Indonesia telah ada sejak zaman Sriwijaya, Tiongkok pada zaman dinasti Sung atau T’ang (abad 7-9). Kota-kota penghasil batik, antara lain : Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Lasem, Banyumas, Purbalingga, Surakarta, Cirebon, Tasikmalaya, Tulunggagung, Ponorogo, Jakarta, Tegal, Indramayu, Ciamis, Garut, Kebumen, Purworejo, Klaten, Boyolali, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Kudus, dan Wonogiri (Widodo, 1983 : 2-3).
Sejarah batik diperkirakan dimulai pada zaman prasejarah dalam bentuk prabatik dan mencapai hasil proses perkembangannya pada zaman Hindu. Sesuai dengan lingkungan seni budaya zaman Hindu seni batik merupakan karya seni Istana. Dengan bakuan tradisi yang diteruskan pada zaman Islam. Hasil yang telah dicapai pada zaman Hindu, baik teknis maupun estetis, pada zaman Islam dikembangkan dan diperbaharui dengan unsur-unsur baru (Yudaseputro, 2000 : 97).

Resep Telur Salju

Sabtu, 14 Juli 2012


Telur Salju

Makanan dengan bahan baku telur ayam, ternyata tidak hanya digunakan untuk lauk pauk saja, melainkan bisa diolah menjadi telur salju, yakni makanan ringan sehat dan bergizi. Menu yang satu ini sangat cocok disajikan sebagai makanan pembuka, sebelum kita menitmati menu utama.

Telur salju atau cawan musi, selain berprotein tinggi, juga memiliki rasa yang gurih dan khas dan banyak digemari kalangan tua dan muda. Menu ini diolah dengan bahan baku telur ayam, udang, jamur, dan ayam yang disajikan dalam satu cangkir bertutup.

Dari segi pembuatannya, telur salju cukup mudah dibuat. Ada 2 tahap yang dilakukan untuk mengolah dan membuat telor salju ini. Tahap pertama, telur ayam dicampur kecap asin dari jepang, dikocok hingga berbusa. Setelah itu, busa telor yang dikocok ditiriskan, sehingga tinggal campuran kuning telor dan putih tanpa busa.

Cairan telor yang telah dikocok ini kemudian dimasukkan dalam cangkir yang sebelumnya telah diberi potongan udang, daging ayam dan jamur. Untuk tahap kedua, dikukus didalam panci yang panas selama 10-15 menit.

Selain bisa memberikan rasa nikmat dan gurih, telur salju atau cawan musi ini juga bisa digunakan sebagai makanan kesehatan, karena berprotein tinggi.

Sementara ditinjau dari harga jualnya, makanan ringan telor salju ini cukup murah. Untuk satu cangkir telor salju, penikmat kuliner hanya mengeluarkan uang 10 ribu rupiah.

Untuk mendapatkan makanan telur salju atau cawan musi ini, anda bisa datang langsung ke Bulin Family Resto di kawasan Jalan Diponegoro Kota Sidoarjo Jawa Timur atau bisa mencobanya di rumah.

Seni Kriya Tekstil “Membuat Batik Ikat Celup”

1. Pengertian  Ikat-Celup

Celup ikat merupakan ragam hias kain yang dibentuk melalui proses celuprintang. Teknik ini membentuk corak dengan menutupi bagian-bagian kain yang tidak ingin terwarnai karena pencelupan. Ikat-celup menggunakan tali, benang, dan karet sebagai bahan penghambat atau perintang warna. Ikat -Celip dikenal dibeberapa daerah di Nusantara  dengan nama jumputan, tritik (Jawa Tengah dan Yogyakarta, Sasirangan (Banjarmasin), dan Pelangi (Palembang).
2. Alat dan Bahan Ikat-Celup
Alat yang digunakan untuk membuat karya seni kriya tekstil dengan teknik Ikat-celup, antara lain: tali, benang, karet. Benda-benda ini berfungsi sebagai alat pengikat bentuk-bentuk tertentu pada latar kain yang akan merintangi dan menghambat teresapnya warna pada bagian-bagian tersebut. Umumnyateknik Ikat-Celup menggunakan bahan dasar teksil dari serat alam, seperti: katun, sutra, atau rayon. Selain itu, juga digunakan alat pendukung pembentuk motif, seperti: kerikil, kelereng, biji-bijian, kayu, plastik, danjatim jahit.
Pewarna tekstil untuk Ikat-Celup menggunakan pewarna sintetik dengan pencelupan dingin. Zat pewarna sintetik ini dapat diklasifikasikan menjadi jenis pewarna langsung (rapid, procion, dan rhemazol) dan alat untuk proses pewarnaan, antara lain: mangkuk, baskom, atau ember. Ukuran dan jumlah alat-alat tersebut disesuaikan dengan jumlah dan jenis pewarna yang akan digunakan.
3. Menbut Ikat-Celup
Berikut ini adalah langkah-langkah membuat karya seni kriya tekstil dengan teknik ikat-celup.

Jumat, 21 September 2012

Pengertian Batik

Walaupun banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian batik, namun mereka mempunyai tujuan yang sama dalam ungkapan yang berbeda-beda.

Disebutkan oleh Yudoseputro (2000 : 98) bahwa batik berarti gambar yaang ditulis pada kain dengan mempergunakan malam sebagai media sekaligus penutup kain batik. Selain itu, seorang ahli seni rupa mengemukakan bahwa seni batik merupakan hasil kebudayaan bangsa Indonesia yang tinggi nilainya. Karena itu sudah selayaknya ditingkatkan dan dikembangkan (Widodo, 1983 : 1).
Adapun sebuah buku yang mengatakan bahwa batik adalah bahan sandang yang dibuat berupa tekstil untuk keperluan kelengkapan hidup sehari-hari. Tekstil yang dibuat dengan teknik atau proses batik untuk sandang tersebut, berupa kain penutup badan, hiasan rumah tangga, dan perlengkapan lain yang semuanya dimaksudkan untuk memperindah.
Sejarah Batik di Indonesia
Seni Batik tetap hidup subur di Indonesia, dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat. Bila kita bandingkan batik yang kita kenal sekarang dengan batik puluhan tahun yang silam, tidak begitu banyak perubahan ; baik bahan, cara maupun coraknya. Sifat inilah yang menyebabkan seni batik mudah dipelajari, dari generasi ke generasi (Widodo, 1982 : 2).
Mengenai asal mula Batik Indonesia, ada beberapa pendapat :
Ditinjau dari Sejarah Kebudayaan
Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta menyatakan bahwa sebelum masuknya kebudayaan India bangsa Indonesia telah mengenal teknik membuat kain batik (Widodo, 1983 : 2).
Ditinjau dari design batikdan proses “Loax-resist tehnique”
Prof. Dr. Alfred Steinmann mengemukakan bahwa :
  1. Telah ada semacam batik di Jepang pada zaman dinasti Nara yang disebut “Ro-Kechr”, di China pada zaman dinasti T’ang, di Bangkok dan Turkestan Timur. Design batik dari daerah-daerah tersebut pada umumnya bermotif geometris, sedang batik Indonesia lebih banyak variasinya. Batik dari India Selatan (baru mulai dibuat tahun 1516 di Palekat dan Gujarat) Adalah sejenis kain batik lukisan lilin yang terkenal dengan nama batik Palekat. Perkembangan batik India mencapai puncaknya pada abad 17-19.
  2. Daerah-daerah di Indonesia yang tidak terpengaruh kebudayaan India, ada produksi batik pula, misalnya di Toraja, daerah Sulawesi, Irian dan Sumatera.
  3. Tidak terdapat persamaan ornamen batik Indonesia dengan ornamen batik India. Misal : di India tidak terdapat tumpal, pohon hayat, caruda, dan isen-isen cece serta sawut.
Ditinjau dari sejarah
Baik Prof. M. Yamin maupun Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta, mengemukakan bahwa batik di Indonesia telah ada sejak zaman Sriwijaya, Tiongkok pada zaman dinasti Sung atau T’ang (abad 7-9). Kota-kota penghasil batik, antara lain : Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Lasem, Banyumas, Purbalingga, Surakarta, Cirebon, Tasikmalaya, Tulunggagung, Ponorogo, Jakarta, Tegal, Indramayu, Ciamis, Garut, Kebumen, Purworejo, Klaten, Boyolali, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Kudus, dan Wonogiri (Widodo, 1983 : 2-3).
Sejarah batik diperkirakan dimulai pada zaman prasejarah dalam bentuk prabatik dan mencapai hasil proses perkembangannya pada zaman Hindu. Sesuai dengan lingkungan seni budaya zaman Hindu seni batik merupakan karya seni Istana. Dengan bakuan tradisi yang diteruskan pada zaman Islam. Hasil yang telah dicapai pada zaman Hindu, baik teknis maupun estetis, pada zaman Islam dikembangkan dan diperbaharui dengan unsur-unsur baru (Yudaseputro, 2000 : 97).

Sabtu, 14 Juli 2012

Resep Telur Salju


Telur Salju

Makanan dengan bahan baku telur ayam, ternyata tidak hanya digunakan untuk lauk pauk saja, melainkan bisa diolah menjadi telur salju, yakni makanan ringan sehat dan bergizi. Menu yang satu ini sangat cocok disajikan sebagai makanan pembuka, sebelum kita menitmati menu utama.

Telur salju atau cawan musi, selain berprotein tinggi, juga memiliki rasa yang gurih dan khas dan banyak digemari kalangan tua dan muda. Menu ini diolah dengan bahan baku telur ayam, udang, jamur, dan ayam yang disajikan dalam satu cangkir bertutup.

Dari segi pembuatannya, telur salju cukup mudah dibuat. Ada 2 tahap yang dilakukan untuk mengolah dan membuat telor salju ini. Tahap pertama, telur ayam dicampur kecap asin dari jepang, dikocok hingga berbusa. Setelah itu, busa telor yang dikocok ditiriskan, sehingga tinggal campuran kuning telor dan putih tanpa busa.

Cairan telor yang telah dikocok ini kemudian dimasukkan dalam cangkir yang sebelumnya telah diberi potongan udang, daging ayam dan jamur. Untuk tahap kedua, dikukus didalam panci yang panas selama 10-15 menit.

Selain bisa memberikan rasa nikmat dan gurih, telur salju atau cawan musi ini juga bisa digunakan sebagai makanan kesehatan, karena berprotein tinggi.

Sementara ditinjau dari harga jualnya, makanan ringan telor salju ini cukup murah. Untuk satu cangkir telor salju, penikmat kuliner hanya mengeluarkan uang 10 ribu rupiah.

Untuk mendapatkan makanan telur salju atau cawan musi ini, anda bisa datang langsung ke Bulin Family Resto di kawasan Jalan Diponegoro Kota Sidoarjo Jawa Timur atau bisa mencobanya di rumah.

Seni Kriya Tekstil “Membuat Batik Ikat Celup”

1. Pengertian  Ikat-Celup

Celup ikat merupakan ragam hias kain yang dibentuk melalui proses celuprintang. Teknik ini membentuk corak dengan menutupi bagian-bagian kain yang tidak ingin terwarnai karena pencelupan. Ikat-celup menggunakan tali, benang, dan karet sebagai bahan penghambat atau perintang warna. Ikat -Celip dikenal dibeberapa daerah di Nusantara  dengan nama jumputan, tritik (Jawa Tengah dan Yogyakarta, Sasirangan (Banjarmasin), dan Pelangi (Palembang).
2. Alat dan Bahan Ikat-Celup
Alat yang digunakan untuk membuat karya seni kriya tekstil dengan teknik Ikat-celup, antara lain: tali, benang, karet. Benda-benda ini berfungsi sebagai alat pengikat bentuk-bentuk tertentu pada latar kain yang akan merintangi dan menghambat teresapnya warna pada bagian-bagian tersebut. Umumnyateknik Ikat-Celup menggunakan bahan dasar teksil dari serat alam, seperti: katun, sutra, atau rayon. Selain itu, juga digunakan alat pendukung pembentuk motif, seperti: kerikil, kelereng, biji-bijian, kayu, plastik, danjatim jahit.
Pewarna tekstil untuk Ikat-Celup menggunakan pewarna sintetik dengan pencelupan dingin. Zat pewarna sintetik ini dapat diklasifikasikan menjadi jenis pewarna langsung (rapid, procion, dan rhemazol) dan alat untuk proses pewarnaan, antara lain: mangkuk, baskom, atau ember. Ukuran dan jumlah alat-alat tersebut disesuaikan dengan jumlah dan jenis pewarna yang akan digunakan.
3. Menbut Ikat-Celup
Berikut ini adalah langkah-langkah membuat karya seni kriya tekstil dengan teknik ikat-celup.

Ruang Komunikasi